Rico de Coro, sebuah cerpen buah karya Dewi Lestari dengan nama penanya Dee. Karya yang lahir tahun 1995 ini sungguh menggugah, bagi saya sih.
Saya pertama kali membacanya dua tahun yang lalu, ketika menemukan buku Filosofi Kopi, kumpulan cerita dan prosa satu dekade, karangan Dee. (Buku dengan tahun cetak 2006 ini berisi tentang kisah percintaan, Dimana, cinta tetap menjadi topik favorit (dan tentunya favorit 99.9% kreator di seluruh dunia) -red. kata pengantar buku filosofi kopi.) ini di perpustakaan kampus. Dan akhir-akhir ini membaca lagi atas buku yang dipinjami seorang teman. :) (makasi chika chika chan)

Tapi Dee menyajikan cerita cinta yang berbeda, sebuah bentuk cinta yang bertransformasi, bukan hanya cerita dua sejoli yang saling kasmaran, sebuah cinta dalam arti meluas, cinta akan sebuah mimpi, cinta akan sebuah ramuan kopi, sampai cinta yang bisa dibilang salah. Tergantung pola pandang orang orang.

saya akan mengangkat cerpen Rico de Coro, dalam buku kumpulan cerpen Filosofi Kopi ini.
Cinta, hati, memang masalah paling absurd di dunia ini, tidak ada yang mengerti apa itu cinta, tapi perasaan itu mengiringi tiap langkah kita.
Cinta, memang suatu hal yang indah, dan merupakan satu hal yang paling menyakiti, tergantung waktu dan kejadian yang berlaku.
Dan dalam cerpen Rico de Coro, Dee menyajikan cerita cinta yang berbeda. Dimana seekor coro (kecoak, -red) memiliki rasa cinta juga, uniknya bukan mencintai sebangsa kecoaknya, melainkan mencintai gadis remaja yang tinggal di rumah tempat Rico menumpang.
Rico, seperti kecoak lain, memiliki nama. Rico yang nyaris diberi nama Tak Tik Boom ini, memilih berganti nama setelah mendengar nama Rico yang keluar dari mulut gadis impiannya. Rico. R-I-C-O.
Rico de Coro, Rico si kecoak.
Rico, yang menganggap teriakan ketakutan Sarah (gadis impiannya) sebagai sebuah bentuk cinta dari seorang manusia terhadap bangsa kecoaknya. Karena ketakutan Sarah, sehingga tidak mau dan tidak akan mendekati kecoak untuk memukul pake sendal. Melainkan memutuskan buat lari jika berhadapan face to face dengan kecoak.
Rico mengartikan tindakan Sarah sebagai bentuk dari cinta. Padahal itu murni ketakutan semata.
Dan persepsi itu lah, yang menumbuhkan rasa cinta di hati Rico.
Dan, menjelang akhir cerita, keluarga kerajaan kecoak dapur melakukan gerakan balas dendam terhadap kelurga Haryanto. Dengan memasang jebakan kecoak mutan yang akan menyengat target David, salah satu penghuni keluarga Haryanto, kakak laki laki Sarah.
Dan ternyata salah target, Sarah nyaris menjadi korban, dan dengan rasa cinta nya terhadap Sarah, Rico mengorbankan nyawanya. Demi Sarah, atas dasar Cinta.
Hal diatas merupakan sedikit kronologis cerpen Rico de Coro.
Yang menjadi hal menarik disini bagi saya, yaitu persepsi cinta yang dihadirkan Dee.
Apakah itu benar sebuah cinta?
Atau mungkin sebuah pengertian cinta yang salah?
Karena, Rico nyata mencintai gadis remaja, jika Sarah itu kecoak sih gak apa apa, tapi Sarah adalah seorang manusia.
Apakah salah cinta seperti itu?
Apakah salah, mencintai sesuatu yang tidak pantas, atau tidak seharusnya dicintai?
Atau mungkinkah, inilah bentuk murni dari cinta?
Menurut saya, inilah sebuah cinta. Cinta yang tidak memandang siapa anda, siapa saya, tapi jangan ambil konteks cinta nya si Rico terhadap Sarah.
Rico mencintai Sarah karena apa adanya Sarah, bukan karena siapa Sarah.
Cinta, tidak harus mempertimbangkan apa yang telah dipersembahkan seseorang terhadap kita, melainkan apa yang telah menumbuhkan rasa cinta itu terhadap kita.

Kita tidak perlu menunggu menjadi sempurna jika ingin dicintai, lebih baik menunggu orang yang mencintai ketidaksempurnaan kita.

 Cinta juga tidak mesti melihat latar belakang seseorang, jika anda berani jatuh cinta, anda juga musti berani menerima latar belakang dan masa lalu orang tersebut. Karena itu sudah satu paket besar.
Jika cinta telah datang, semua pun terasa benar, sebelum cara pandang anda berubah pada waktunya, karena itulah, orang orang bilang cinta itu masalah paling absurd di dunia.
Jika cinta itu telah datang, seekor Rico pun mampu mencintai Sarah.
Dan dengan cinta lah, Rico mengorbankan tampuk kerajaan kecoak, hanya demi melihat sang gadis impian tersenyum tanpa harus mengeluarkan air mata. Sebuah pengorbanan. 


=======================================
tulisan ini dipindahkan secara paksa dari blog saya yang terdahulu. Bagi yang berminat membaca atau mengikuti kisah-kisah yang dituliskan Dee, sekarang Filosofi Kopi di cetak ulang lagi. Buruan ke toko buku terdekat.