Penyakit lama saya kumat lagi, iaitu membengkalaikan. Contohnya, ya ini, membengkalaikan situs ini. terakir post bulan nopember, dan ini udah Februari, 

dan apa yang mau ditulis?

nah itulah, dalam kurun waktu nopember ke februari ini lumayan banyak dapat inspirasi, namun sayangnya seperti biasa, saya kurang cepat untuk menangkap inspirasi itu dan langsung menuliskan ke sebuah catatan. tapi tak apa lah, ayam pun kadang ada yang kesiangan. (apa hubungannya jangan tanya, saya pun tak tahu)

Mengawali post ini. saya akan berkomentar sedikit soal page baru di situs ini, iaitu, Catch the Light.
Saya memang suka potograpi, yang pada dasarnya melenceng jauh dari studi yang saya pelajari di kuliahan, jauh kali,,, tapi fotografi itu sudah menjadi kesukaan saya dari dulu. Dan mengidamkan punya DSLR, adalah mimpi wajib saya. *naudjubillah

Kenapa fotografi?
jangan tanya, sama aja jika anda nanya kenapa seseorang suka sama seseorang yang lain, pertanyaan yang tidak ada jawabannya (atau sukar) namun jelas keberadaannya. 
Bisa dibilang dalam kurun waktu 4 tahun belakangan ini saya mulai keranjingan potograpi, bukan ikut ikutan abg abg labil yang ngejinjing DSLR di leher trus mejeng di mol, tapi memang sebuah panggilan kesendirian, secara saya bisa dikategorikan orang yang sedikit introvert. Jadi ngejepret2 sendirian kayaknya hal yang masuk akal. 

dan page baru ini, mewakilkan beberapa hasil nge-jepret saya yang baru baru ini. walaupun masih cupu, (bahkan ada seorang teman yang berasumsi kalau ini hasil DSLR, mari cek exiff datanya) tapi gak apa apa lah, namanya juga ajang mejeng poto.

Dan sekarang di bidang potograpi, saya sedang tertarik dengan pinhole kamera, atau indonesianya kamera lubang jarum. Iaitu merupakan cikal bakal kamera masa kini, dimana kamera ini tidak memiliki lensa. pernah gak liat kamera segede 'rumah' dimana potograpernya masukin kepala ke kameranya trus ngambil gambar, itu tuh yg di pelem pelem jadul, nah itu dia, camera obscura, atau jadulnya pinhole camera. 
lho kamera gak pake lensa? emg bisa?
bisa lah, camera camera tahun awal, justru tidak memiliki lensa, hanya mengandalkan sebuah lubang sebesar ujung jarum tempat cahaya masuk, dan langsung "membakar"film.
Kualitasnya??
jangan ditanya, mengutip kata-kata pakar pinhole camera indonesia (Komunitas Kamera Lubang Jarum Indonesia) yang saya baca gratis ketika kunjungan terakhir saya ke gramed, "...bedanya dengan kamera digital, KLJ ini merangkap "potosop"nya di dalam, tak perlu editing digital lagi, karena artistiknya sudah dapet"

ya memang begitulah adanya, ketika kita motret pake kamera analog ataupun kamera pinhole ini, kita akan mengalami masa masa deg deg an menunggu film habis, trus di cuci, dicetak, dan dinikmati. Semoga dikesempatan akan datang, saya mampu mengaplot gambar gambar dari kamera pinhole ini. amiin..

Dalam kurun waktu nopember ke februari ini, beberapa inspirasi hinggap di kepala saya, salah satu diantaranya ya project potograpi di kamar sebelah itu.
ngomongin inspirasi, saya selalu (baca: sering) dihinggapi inspirasi menjelang tidur, saya kalo di atas kasur itu butuh waktu minimal setengah jam sebelum benar benar terlelap. apa yang dipikirkan?? kalo lagi masa masa berkabung (baca: galau) ya pastinya mikirin sumber galaunya. jika tidak, ya itu, kadang muncul ide bikin cerita apa, kadang muncul kalimat kalimat sok puitis, atopun rencana rencana kedepan.

Beberapa waktu lalu, menjelang tidur, entah kenapa muncul kalimat kalimat mengenai negeri ini (sok sok an mikirin negeri nih ceritanya, mungkin efek nonton program berita) , namun sayangnya seperti  biasa, yang muncul tiba tiba itu sering tidak saya dokumentasikan (dituliskan langsung). sedikit yang masih saya simpan di kepala:

bocah ingusan di tepian kumuh kota di sore hari
dengan polosnya mengikuti program berita di televisi warung tegal.
dengan jejak hapusan ingus di pipi, bola matanya mengikuti gerak bibir si pembaca berita.
"anggota dewan berkomentar tentang kasus yang sedang terjadi" oceh si pembawa berita.
kebingungan, si bocah berlari ke tukang warung
"buk de, anggota dewan itu siapa?"
"anggota dewan itu orang yang naikin harga sembako nduk, harga minyak goreng, yang ngegusur kita nanti kalo disini mau dibikin mol"
si bocah tetap bingung, dia berlari keluar.

memingit layangannya yang robek separo.
berlari lagi, mengarah ke perempatan kecil di ujung gang.
mencari kumpulan tukang ojek.
"bang, anggota dewan itu siapa?"
"anggota dewan itu yang sering masuk tipi ntong, mereka udah kayak artis aja, suka akting, lu liat sekarang ntong, dengan bangganya mereka naikin harga BBM, mau ngojek pake apa kami, mereka nggak mikirin kita"
si bocah makin bingung, dia berlari lagi.
masuk gang, keluar jalan, bertemu mahasiswa yang berkeringan hari, yang menenteng kertas karton sehabis demo barusan.
"mas, anggota dewan itu siapa?"
"anggota dewan itu orang orang yang tidak memikirkan rakyat dek, mereka mengaku wakil kita, namun apa? mereka menghianati kita, korupsi, menggelembungkan dana anggaran,,,"
si bocah semakin kebingungan.
dia berlari lagi.
bukan mencari orang untuk bertanya.
sore makin menjelang, inilah waktu mandi.
berlari,,berlari,,
dia berdiri di pinggir kali kumuh, kumuh akan bekas bekas buangan pemukiman mewah di sebelah.
si bocah mengarah badan, tersenyum ke mentari yang akan menenggelamkan diri.
"anggota dewan yah?" si bocah tersenyum
prrrrrrrrttttt....dia membuang ingusnya.


puisi?? saya pun tak tahu, itulah sedikit kalimat kalimat yang meluncur menjelang saya tidur. 
hmmm...
sepertinya post ini berakhir, semoga di lain kesempatan, hasil pinhole saya jadi, dan bisa berbagi inspirasi lagi.